Jangan Dipaksakan Beli Tank Leopard

26-01-2012 / KOMISI I

 

      Anggota Komisi I DPR RI Mohammad Syahfan Badri Sampurno mengingatkan pemerintah agar tidak terlalu memaksakan kehendak terkait rencana  Kementerian Pertahanan (Kemhan)/TNI membeli atau mengadakan 100 tank jenis Leopard 2A6 dari negara Belanda. Hal ini mengingat terlalu banyak permasalahan yang harus diklarifikasi terlebih dahulu.

      Misalnya dari spesifikasi teknis tank ini dengan berat hampir 63 ton, sehingga tank ini akan sulit melakukan manuver tempurnya dan tidak terlalu cocok untuk medan pertempuran di Indonesia. Belum lagi asupan bahan bakarnya yang sangat besar dengan kapasitas tangki 1 ton.

“Kita berharap pemerintah tidak terburu-buru dan gegabah dengan memaksa  keinginan untuk mengadakan tank jenis Leopard dari Belanda, dari spesifikasi teknis tank ini kurang pas untuk medan tempur di Indonesia.” Tegas Syahfan baru-baru ini.

Anggota Poksi I F-PKS ini juga mengungkapkan perlunya Kemenhan mempertimbangkan adanya mosi penolakan dari parlemen Belanda, yang meminta pemerintah Belanda untuk membatalkan rencana penjualan tank Leopard kepada Indonesia. Sehingga pasti akan membuat pemerintah Belanda berada dalam posisi sulit untuk mengabulkan keinginan pemerintah kita. Sebagai bangsa yang berdaulat dan memiliki harga diri. Sudah seharusnya kita berinisiatif untuk membatalkan rencana ini. Apa lagi ada tuduhan bahwa TNI kita melakukan pelanggaran HAM, ini sudah cukup membuat kita tersinggung.

“sebagai bangsa yang berdaulat dan memiliki harga diri, pemerintah harus mempertimbangkan mosi penolakan parlemen Belanda untuk menjual tank leopard kepada Indonesia. Bahkan TNI kita dituduh kerap melakukan pelanggaran HAM.” Ungkap Syahfan.

Oleh karena itu, Syahfan menganjurkan pemerintah mulai melirik dan mencari alternatif lain dalam pengadaan tank tempur. Dalam hal ini, sesuai arahan presiden PT. Pindad sudah melakukan kajian dan rencana pembuatan prototipe jenis ini. Di samping biayanya lebih murah dan sekaligus menunjukkan kemandirian kita serta menghidupkan industri  pertahanan dalam negeri. Kalaupun karena kebutuhan mendesak harus impor, pemerintah mesti mencari negara yang tidak terlalu mendikte kita dalam urusan pembeliannya, apa lagi ada ancaman embargo.
 
 “Sebaiknya impian Leopard dihentikan saja dan Kemenhan segera mencari alternatif pengadaan tank tempur utamanya produksi dalam negeri. Saya yakin PT. Pindad mampu melakukannya.” Demikian tutup Syahfan. (si)

BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk BRICS, Budi Djiwandono: Wujud Sejati Politik Bebas Aktif
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Budisatrio Djiwandono menyambut baik masuknya Indonesia sebagai anggota BRICS. Budi juga...
Habib Idrus: Indonesia dan BRICS, Peluang Strategis untuk Posisi Global yang Lebih Kuat
09-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keanggotaan penuh Indonesia dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi isu strategis yang...
Amelia Anggraini Dorong Evaluasi Penggunaan Senjata Api oleh Anggota TNI
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini mendorong evaluasi menyeluruh penggunaan senjata api (senpi) di lingkungan TNI....
Oleh Soleh Apresiasi Gerak Cepat Danpuspolmal Soal Penetapan Tersangka Pembunuhan Bos Rental
08-01-2025 / KOMISI I
PARLEMENTARIA, Jakarta - Tiga anggotaTNI Angkatan Laut (AL) diduga terlibat dalampenembakan bos rental mobil berinisial IAR di Rest Area KM...